Modem
“Maka nikmat Tuhanmu
yang mankah yang kamu dustakan?”
QS.Ar-Rahman:55
Sepulang kerja aku menyibukkan
diri mencari recehan uang di kamar. Mataku kubuka selebar layar. Kesana kemari
belum kutemukan sekeping pun yang terlantar. Lantas uang dari mana aku mampu membayar?
Jantung pun semakin berdebar. Ah, bagaimanapun aku harus mencari dan membayar.
Kuperbanyak membaca Istigfar.
Aku mencari dalam saku jaket,
dompet, dan tas. Berkali-kali aku membukanya. Namun belum kutemukan tanda-tanda
kehidupan (red:keberadaan uang). Sebenarnya masih ada waktu esok, tetapi aku
bersikeras untuk menebusnya sekarang.
“Di tas gak ada. Di jaket gak ada. Alhamdulillah di dompet masih ada,
tetapi tetap saja masih kurang. Aku harus mencarinya dengan kesabaran. Jangan
sampai aku mencarinya dengan emosi yang meledak-ledak,” Gumanku dalam qalbu.
Modem oh modem. Uangku masih
kurang untuk menebusmu. Aku baru membayarnya separuh. Ya Allah bukakanlah pintu
rezekimu untukku. Gumanku dalam qalbu.
Seketika itu Allah jawab do’aku.
Allah pertemukan aku dengan uang yang terselip dalam sakuku. Sebenarnya aku
sudah membuka saku jaketku. Mungkin aku tadi mencarinya dengan emosi jadi tak
ketemu.
Modem sudah jadi milikku. Hal
yang pertama kali kubuka saat koneksi internet tersambung adalah membuka blogku. Ah, rasanya senang sekali
sekarang sudah tak merasa dikejar-kejar waktu. Biasanya pulang kerja nulis
sampai malam hingga terkantuk-kantuk. Paginya melanjutkan atau membaca ulang
sampai berangkat kerja. Sampai tempat kerja lari-lari ke kantor cari koneksi
internet dan pinjam PC untuk ngepost.
Terkadang kalau koneksinya ada gangguan, terpaksa pulang kerja mampir dulu di
warnet terdekat hanya untuk posting saja. Sekarang, Alhamdulillah Allah berikan
kemudahan. Allah memberikanku hadiah spesial yang sudah lama aku idam-idamkan.
Memiliki modem sendiri tanpa harus merepotkan.
Setelah membeli modem kulihat
kantongku. Kosong. Hanya ada uang 2000 saja. Aku hanya pasrah. Yakin bahwa
Allah pasti akan membukakan pintu rezeki untuk esok hari. Bismillah. Allah Maha
Kaya. Aku tak akan pernah takut kekurangan harta. Hanya dengan sholawat dan
mengingat-NYA lah aku menjadi tenang.
Jawaban atas keyakinanku itu
benar adanya. Pagi-pagi di tempat kerja ada yang beli pulsa. Alhamdulillah. Siangnya
dapat tambahan dari jual kardus. Sungguh nikmat Allah itu tak pernah berhenti mengalir
sedetik pun.
Perjuangan banget utk si modem
ReplyDeleteHehehe
Moga makin rajin nulis
Paragrap pertama oke banget.. berma dan enak dibaca..
ReplyDeleteDemi modem, apapun kulakukan, hehehe
ReplyDeleteAlhamdulillah, makin semangat nulisnya
@rani gadielok: Hehehe...Aamiin...
ReplyDelete@Bang Syaiha: Makasih bang. Ini belajar dari bang syaiha dan teman-teman ODOP :D
@rina: Hehe...Alhamdulillah mmbk. Smga istiqomah :) :D