"Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?" QS. Ar-Rahman:55

Tuesday, November 29, 2016

My Dream

My Dream

Pagi itu membuatku merasakan indahnya dunia di kala mentari akan menampakkan sinarnya. Hati pun terasa gembira saat ku akan melangkah untuk menggapai mimpi-mimpi yang selama ini ku harapkan. Ketika ku gagal dalam menggapai mimpi itu, mungkin Allah sedang mengujiku dan DIA sedang merajut benang-benang keindahan untukku. Dan ketika mimpiku berhasil ku gapai, Allah telah membukakan pintu rezeki untukku.

Dengan penuh semangat, ku mencoba mengikuti lomba menulis cerpen di sekolahku. Akhirnya keesokan harinya mulailah ku menuliskan cerpen di atas kertas berwarna-warni. Warna-warna itulah yang membuatku senang dalam menulis, karena dengan warna aku akan lebih bisa berimajinasi dan bisa konsentrasi. Dua hari kemudian ku mengetik naskah cerpen tersebut, dan keesokan harinya aku mengumpulkannya ke panitia.

Satu minggu kemudian…………..

Dengan raut wajah yang penuh dengan kecemasan, ku mencoba untuk melangkah menuju sekolah tercinta. Karena pada saat itu, ku sedang menunggu hasil pemenang lomba cerpen tingkat sekolah. Sampai di sekolah aku langsung menuju pengumuman yang di pasang di mading depan perpustakaan sekolah. Ku melihat hasilnya dari bawah, karena aku merasa mungkin aku dapat penilaian terendah. Peserta yang ikut pada waktu itu adalh 200 siswa dan yang terpilih tahap pertama ada 50, setelah itu seleksi tahap kedua hanya 10 dan yang terakhir hanya terpilih 3 saja. Dengan penuh kecemasan, ku telusuri dari bawah ke atas dengan teliti,ku baca satu per satu. Sampai di tengah-tengah, aku hampir putus asa, karena nama dan judul cerpenkuku belum ku temukan di pengumuman itu. Tapi setelah aku berfikir-fikir tak ada salahnya ku membacanya sampai atas biar aku tahu siapa yang lolos seleksi. Ku bangkitkan semangatku untuk membacanya, dan akhirnya ku temukan juga nama dan judul cerpenku. Alhamdulillah aku di urutan nomor tiga.

Hati pun merasa lega, aku pun merasa senang. Tapi aku tidak boleh bangga, karena masih ada 2 tahap lagi untuk menjadi pemenang. Tahap pertama aku sudah berhasil, sekarang aku akan menuju tahap kedua. Aku harus semakin teliti dan cermat dalam menulis, Karena ku ingin mencoba kemampuanku dalam menulis, dan akhirnya nanti ku bisa mengukur sampai mana kemampuanku dalam menulis.

Waktu yang disediakan panitia dalam penilaian tahap kedua adalah 3 hari dengan ketentuan jumlah halamannya 4-5 lembar. Jadi bisa tidak bisa, aku harus menyelesaikannya dalam waktu 3 hari itu. Seiring berjalannya waktu yang begitu cepat, tak terasa 2 hari sudah berlalu, dan Alhamdulillah ku dapat menyelesaikan cerpenku dalam waktu dua hari. Sehingga keesokan harinya ku mengumpulkannya.

Dua hari kemudian……….

Waktu itu akan diumumkan peserta yang lolos seleksi di babak kedua. Hatiku mulai bergetar saat ku melangkah menuju papan pengumuman. Langkah demi langkah ku lalui, tibalah aku di depan papan pengumuman. Sebelum ku membaca hasil seleksinya, ku awali dengan bacaan Basmallah, karena agar ku tak kecewa dengan hasil yang telah ada. Walhasil, Alhamdulillah Allah menjadikan aku di nomor urut 2, jadi ada peningkatan dalam menulis.

Dan sekarang aku akan mengikuti seleksi terakhir, yang mana ini akan menentukan siapa sang jawaranya. Untuk babak terakhir ini, panitia hanya menyediakan waktu 1 hari untuk menyelesaikan cerpennya, dengan ketentuan jumlah halamannya 6-8 lembar. Mau tidak mau aku harus bisa menyelesaikannya dalam satu malam. Dengan penuh rasa semangat, ku akan mencoba mewujudkan mimpiku, yaitu AKU INGIN MENJADI YANG TERBAIK DI SAAT LOMBA CERPEN TAHUN INI, KARENA AKU TAK INGIN GAGAL SEPERTI TAHUN-TAHUN KEMARIN. Semoga aku bisa mewujudkan mimpiku itu.

Saat ku akan berangkat sekolah, tak lupa aku minta do’a restu orang tua, semoga Allah memberikan yang terbaik untukku. Dengan perasaan senang dan percaya diri, aku mencoba melangkah untuk menuju ke sekolah. Sampai di sekolah, aku langsung menuju perpustakaan dan menunggu panitia dating. Jam 06.30 panitia baru dating, aku pun menyapanya dengan ramah. Dengan wajah yang berseri-seri dan haru, aku mengumpulkan naskah cerpenku ke panitia. Dan aku juga menanyakan kapan hasil seleksi akan di umumkan, dan kata panitianya adalah hari senin setelah upacara bendera. Dengan hati senang, aku segera menuju ruang kelas.

Hari senin kemudian…….

Hari yang ku tunggu-tunggu telah tiba. Setelah upacara pun pengumuman hasil lomba cerpen tingkat sekolah diumumkan.

“Assalamu’alaikum Warohmatulloh Wabarokatuh”, ucap salah satu panitia lomba.

“Wa’alaikumsalam Warohmatulloh Wabarokatuh”, jawab peserta upacara secara serempak.

“Mohon perhatiannya sebenyar ya. Saya sebagai perwakilan panitia perlombaan cerpen di sekolah kita, saya akan membacakan pemenang yang berhasil masuk 3 besar. Dan bagi yang nanti saya sebut namanya, dimohon untuk maju ke lapangan di dekat Pembina Upacara. Inilah sang jawara kita, juara 3 di raih oleh Adjie Bramasto dari kelas XII TKR 1, juara 2 diraih oleh Umi Sholikhah dari kelas XII TKJ 3, dan yang meraih juara satu adalah……………….Aisyah dari kelas XI TKJ 1. Itulah sang jawara-jawara kita… silahkan maju ke depan” ujar salah satu panitia lomba (dengan suara yang berkobar-kobar).

Tepuk tangan secara serempak dari siswa-siswi sekolah dan guru-guru membuat hatiku senang berpadu haru. Karena aku tak menyangka bahwa akulah yang menjadi terbaik di sekolahku. Kakiku melangkah ke depan dengan penuh haru. Sampai di depan, aku pun di beri piala sekaligus piagam penghargaan. Aku pun menerimanya dengan hati menangis bahagia.

Dan setelah aku mengikuti lomba tingkat sekolah, kata salah satu panitiaku, aku akan diikutkan lomba tingkat kabupaten, dan jika menang lagi, aku akan diikutkan lomba di tingkat provinsi/nasional. Ibuku pasti senang melihat aku dapat juara, apalagi menjadi yang terbaik di sekolah.

Seminggu kemudian…………

Alhmadulillah mimpiku sudah terwujud, dan kini aku akan mencoba untuk mengikuti  lomba tingkat kabupaten. Ketika perlombaan sudah dilaksanakan, kini aku tinggal menunggu hasilnya, dan Alhamdulillah Allah telah menjadikanku terbaik di Kabupaten ini. Subhanallah..sungguh hal yang luar biasa. Dan 4 hari yang akan datang aku akan mengikuti lomba tingkat nasional. Aku harus benar-benar jeli dan teliti, dan aku ingin membanggakan kedua orang tuaku dan sekolahku.

4 hari kemudian……….

Hari yang ku nanti telah tiba, saatnya ku bertarung melawan ratusan peserta dari penjuru kota yang mana dilaksanakan di perpustakaan ITS Surabaya. Aku harus benar-benar berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi yang terbaik. Saat aku mengikuti lomba tersebut, aku hanya disediakan 3 lembar kertas dan 1 buah bolpoint, karena pada saat lomba, cerpenya harus dalam bentuk tulisan tangan, bukan naskah ketikan. Karena panitia takut jika ada yang curang dalam perlombaan ini. Aku pun berusaha menuangkan pikiranku di atas kertas tersebut. Bagaimanapun hasilnya, aku akan terima apa adanya bukan ada apanya. Setalah perlombaan selesai, setiap peserta di beri alamat website untuk mengetahui siapa saja yang menjadi juara. Dan 2 hari kedepan, baru ada pengumuman dari panitia.

2 hari kemudian……….

Setelah pelaksanaan lomba, kami pun kembali ke sekolah tercinta. Dan 2 hari kemudian pengumuman telah tiba, dan dapat dilihat di website yang telah di berikan ke setiap peserta kemarin. Dan salah satu guru pendampigku pada saat lomba, membuka websitenya, di website tersebut tercantum nama-nama ratusan peserta. Dengan perasaan kaget, guruku memberitahuku sambil meneteskan air mata.

“Nak…..!!!!!!”, dengan suara halus dengan mata yang memerah.

“Kenapa bu? Pasti aku tidak lolos ya bu. Sudahlah bu jangan menangis, ini semua sudah ditentukan olehNya, aku yakin suatu saat aku bisa kok bu. Jang bersedih ya bu”, ujarku dengan santai.

“Tidak nak, kamu telah membuat kami bangga kepadamu. Ibu menangis bahagia, karena kamu telah menjadi pemenang cerpen terbaik di tingkat nasional ini. Ibu bangga nak. Ibu bangga. Selamat ya nak”, ujarnya (sambil menetskan air mata).

“Benarkah Bu. Ibu guru tidak berbohong kan, coba aku lihat!!!!” ujarku (Sambil melihat halaman website tersebut dan meneteskan air mata)

“Iya nak, Ibu tidak berbohong.” Ujar Bu Guru (sambil menyodorkan laptopnya)

“Subhanallah… iya bu, ternyata benar. Terima kasih ya bu atas dukungan dan do’anya. Saya tidak bisa membalas semua kebaikan Ibu/Bapak guru, saya hanya bisa mendo’akan, semoga Allah membalas semua kebaikan Bapak/Ibu guru.” Ujarku (sambil memeluk Ibu guruku)

“Iya…sama-sama nak, ini semua juga berkat Ridho Allah serta kegigihanmu juga. Kami yang harusnya berterima kasih, karena kamu telah membanggakan kami dan mengharumkan nama sekolah.    Iya nak..Aamiin.” Jawab Ibu guru.

Setelah melihat pengumuman di website tersebut, panitia pun memberitahu pihak sekolahan bahwa salah satu siswanya lolos dan mendapatkan juara. Sehingga 2 hari setelah pengumuman aku dan salah satu perwakilan guru di suruh datang ke perpustakaan ITS Surabaya untuk penyerahan piagam penghargaan dan sejumlah uang.

2 hari kemudian……..

Hari ku nantikan telah tiba, aku dan Bu Nia (salah satu guruku) berangkat ke perpustakaan ITS Surabaya naik bus PATAS. Aku tak di pungut biaya apapun, karena semua biaya ditanggung sekolahan. Di perjalanan, aku sangat menikmati suasana. Hujan gerimis mengiringi perjalananku dan seakan-akan langit ikut menangis bahagia.

Jam 13.00 WIB………

Aku tiba di Surabaya pukul 13.00 WIB, sampai disana aku dan bu Nia melaksanakan sholat dhuhur terlebih dahulu di Masjid Manarul Ilmi ITS. Subhanallah sungguh besar panitia kekuasaan Allah SWT, karena telah mempertemukanku kembali dengan sejuknya masjid ini setelah 1 taun tak berkunjung. Setelah aku dan Bu Nia melaksanakan sholat dhuhur, kami berdua pun makan siang, lalu menuju perpustakaan ITS. Sesampai di perpustakaan ITS Surabaya, aku pun di sambut dengan senyuman oleh para panitia. Aku pun merasakan senang sekali. Baru pertama kali aku memasuki perpustakaan yang begitu besar dan luas. Subhanallah, sungguh luar biasa sekali.

Orang-orang yang datang di acara tersebut sangatlah banyak, mungkin sekitar 200 jiwa, yang terdiri dari peserta lomba yang menang, mahasiswa, pengurus perpustakaan, dan dosen-dosen yang mengajar di ITS. Aku merasakan bahagia sekali, karena aku belum pernah sama sekali berkumpul dengan orang-orang yang luar biasa seperti mereka.

Saat acara belum dimulai, aku pun berbincang-bincang dengan salah satu mahasiswa ITS. Dan secara kebetulan mahasiswa yang berbincang-bincang itu adalah mahasiswa jurusan Teknik Informatika. Yang mana Teknik Informatika adalah jurusan yang paling aku senangi saat pertama aku masuk SMK. Dia bernama Nabilla, asalnya dari Semarang. Aku merasa sangat senang sekali bisa berbincang-bincang secara langsung dengan mmbak Nabilla. Dia menceritakan kisah hidupnya yang sejak kecil tak pernah mendapat perhatian orang tuanya karena sibuk dengan pekerjaannya. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk tinggal dengan neneknya karena tak betah tinggal dengan orang tuanya. Aku pun mendengarkan cerita mbak Nabilla sampai akhirnya tidak terasa bahwa acara telah di mulai. Aku pun duduk bersanding dengan mbak Nabilla dan Bu Nia. Dan tak lupa ketika itu, aku meminta nomor HP mbak Nabilla agar aku bisa berkomunikasi dengan dia.

15 menit kemudian……

Ketua perpustakaan datang di acara penyerahan hadiah kepada para peserta yang menjadi juara, lalu 15 menit kemudian beliau menyerahkan hadiah untuk para juara. Selain aku mendapatkan hadiah, aku juga mendapat piagam penghargaan “penulis cerpen”, serta cerpen yang aku buat juga akan dimuat dalam kumpulan-kumpulan cerpen anak bangsa. Aku merasa sangat senang sekali, Karena aku bisa membanggakan kedua orang tuaku dan sekolahanku. Semoga kelak aku bisa menjadi pengarang yang sukses. Aamiin….

Itulah sekilas impianku. Aku ingin menjadi seorang penulis yang terkenal. Yang mana tulisanku di kenal banyak orang. Aku sudah berkali-kali mencoba mengikuti lomba cerpen, tapi aku belum pernah menang. Dan itu tak masalah bagiku, karena aku sudah mendapatkan kesenangan tersendiri, yaitu aku dapat menyalurkan hobiku lewat tulisan. Dan aku yakin, suatu saat aku bisa memenangkan lomba cerpen. Meskipun aku tak pernah menang dalam setiap perlombaan, tapi aku tetap positive thinking. Dan itu menjadi salah satu motivasi bagiku. Karena kegagalan merupakan awal dari kesuksesan, karena kegagalan bukanlah akhir dari segala-galanya. Semakin banyak kegagalan yang kita alami, maka kita harus bangkit, dan yakinlah pasti kita BISA. Kita harus bangkit jika kita mengalami kegagalan. Jangan menyerah dalam menggapai impian. Awali dengan niat yang kuat, lakukan dengan penuh semanngat, yakinlah bahwa kamu BISA, dan akhirilah dengan do’a. sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, biasakanlah berdo’a, agar segala yang kita lakukan di ridhoi oleh Allah SWT. Itulah motivasi yang ku tanmkan di dalam jiwaku. Semoga secuil cerpen yang aku buat ini bisa bermanfaat bagi siapapun. Aamiin.

Ini tulisan di waktu aku masih SMK. Tanpa editan. Bisa kujadikan sejarah nih, bahwa aku pernah menulis. Yah, walaupun kurang maksimal.
Ditulis di Ngawi, 8 Maret 2013
Read More

Friday, November 25, 2016

Tua Usianya Muda Jiwanya

Tua Usianya Muda Jiwanya



Aku belajar banyak hal sama beliau. Ia adalah Emak angkatku disini. Aku tinggal bersamanya sudah setahun lebih lamanya. Beliau wanita yang sangat tangguh. Di usianya yang hampir kepala 7, ia masih tetap semangat bekerja.

Ia bekerja sebagai juru masak. Ada 3 orang yang membersamainya memasak. Memasakkan kurang lebih seribu porsi tiap hari senin sampai jum’at. Bisa membayangkan kan bagaimana sibuknya memasak yang tidaklah sedikit.

Tiap hari harus bangun lebih awal dan menyiapkan segala keperluan. Ada yang belanja, masak nasi, memotog-motong sayur, mengupas, mencuci, dan kegiatan lainnya. ‘Duh rempong sekali ya ternyata jadi emak-emak itu’ mungkin dalam hatimu akan berkata seperti itu.

‘Guna memberi saku ke anak dan cucunya ketika Hari Raya Idul Fitri atau saat mereka membutuhkan’ katanya suatu hari padaku. So sweet sekali ya emak ini. Sayang sekali sama anak dan cucunya.

Memang benar kenyataannya. Mendekati bulan puasa tahun 1438H ini, sebelum ia kembali ke kampung halaman, ia membelikan cucu-cucunya tas dan mukena. Hhhmm, bisa kebayang kan kasih sayangnya emak.

Aku banyak belajar dari beliau. Mulai dari bangun tidur hingga ia tidur lagi. Subahanallah aku sangat bersyukur sekali bisa mengenalnya. Allah pertemukanku dengan orang-orang hebat.

Kamu bangun tidur jam berapa? ‘jam 03.00’ atau ‘jam 04.30’ atau ‘bangun setelah shubuh’. Kalah deh sama emakku satu ini, ia selalu on time jam 02.30 loh. Pasti jam segitu sudah bangun. Padahal tidak bunyi alarm loh. Seakan ia itu selalu menyalakan alarm otomatis di dalam otaknya.

Lalu, setelah bangun tidur, apa yang kamu lakukan? ‘Main gadget?’ atau ‘Tidur lagi, nunggu adzan shubuh?’ atau melakukan hal yang lain?

Hhhmm… Kalau emak nih, bangun tidur langsung ambil air wudhu lalu mendirikan sholat Lail. Keren kan? Yuukk kita contoh emak ini. Kamu yang masih muda, jangan kalah donk sama emak-emak cucu 8 ini. Walaupun sudah tua tapi jiwanya masih muda.

Kira-kira setelah sholat Lail, emak ngapain ya? ‘tidur lagi’ atau ‘main HaPe’ atau yang lain. Yah, tidak mungkin lah yaw kalau emak bakalan main HaPe atau tidur lagi. Kan ia punya tanggungan untuk memasak.

Jadi, setelah sholat Lail, ia segera bergegas menuju tempat favoritnya. Dapur idaman. Mengisi air ke dandang, mencuci beras, menunggu air mendidih sembari mencuci perkakas yang kotor. Memasak nasi hingga matang. Sambil menunggu nasinya masak, ia mencuci pakaian. Cucian sudah selesai, ia lanjutkan menyajikan nasi. Dilanjutkaan menjemur pakaian. Ia mandi, temannya yang memasak lau datang. Setelah mandi ia melaksanakan sholat shubuh. Sudah menjadi kebiasaan ia mandi sebelum sholat shubuh.

Kalau kamu ngapain setelah sholat Lail?

Aku sering mendengarnya selalu berdzikir panjang setelah sholat shubuh. Sholat dan dzikir bisa sampai 10-15 menit, tergantung kondisi. Salut banget deh sama emak ini. Luar biasa sekali.

Setelah sholat shubuh selesai, ia melanjutkan ativitasnya. Membantu yang lain menyiapkan lauknya. Nggak capek ya emak ini? Kalau dibilang capek ya capek. Tapi kan ini sudah menjadi kewajibannya sebagai karyawan.

Disela-sela kesibukannya dari bangun tidur tadi, aku selalu mendengarnya membaca sholawat, istigfar atau dzikir yang lain. Sungguh menyejukkan bukan? Emak yang sudah setua itu senantiasa melantunkan dzikir disela kesibukannya. Lalu apakah kita juga selalu mengingat Allah ditengah-tengah kesibukan kita?

Dari jam 02.30 sampai jam 17.00 ia bekerja. Kalian kuat berapa jam bekerja? Rata-rata orang bekerja itu hanya 8 jam/hari. Benar kan? Dari 4 emak yang jadi juru masak, ialah yang paling banyak pekerjaannya. Lainnya hanya dari jam 04.30 sampai jam 15.00.

Aku bekerja jam 07.00 sampai jam 17.00. Sampai dirumah, aku melihat emak sudah tertidur pulas sembari mendengarkan radio. Suara Muslim Surabaya (Sham FM) adalah gelombang radio kesukaannya. Ia pasti kelelahan dengan aktivitasnya seharian.

Saat adzan magrib ia bangun dan sholat berjamaah denganku. Setelah itu, emak berbaring lagi sembari mendengarkan dan menirukan Al-Ma’tsurat dari Sham FM. Mungkin ia sudah hafal bacaan Al-Ma’tsurat.

Kalau kamu, tiap sore baca Al-Ma’tsurat juga apa nggak nih? Yuukk Al-Ma’tsuratnya jangan lupa tiap pagi dan petang. Jangan kalah sama emak-emak.

Setelah Al-Ma’tsurat, menunggu isya’ sembari bercengkrama denganku. Sholat isya’ lalu ia pergi ke pulau kapuk. Begitulah aktivitasnya sehari-hari.

***

Kamu.

Iya kamu.

Jangan malas-malasan ya. Apalagi yang masih muda. Pasti jiwanya lebih kuat. Sebisa mungkin usahakan bangun malam. Dirikanlah sholat Lail. Masak kamu kalah sama emak-emak cucu 8. Jangan lupa mengingat Allah dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Kan sudah jelas dalam Al-Qur’an.

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.Al Muzzammil : 20)

Yuuukk…semuanya. Saling mengingatkan sesama dalam hal kebaikan. Andai ada temanmu yang berbuat salah, diingatkan. Jangan malah dibiarkan. Senantiasa berusaha memperbaiki diri yaa. Keep smile.  
Read More

Selamat Hari Guru

Selamat Hari Guru



Teringat bahwa pagi ini adalah hari guru. Aku langsung mengucapkan selamat hari guru pada guru SMP-ku dulu. Hanya ada satu kontak yang masih tersimpan. Lainnya hilang karena HP sedang ada masalah.

            Wahai guruku,
            Engkaulah pelita dalam hidupku,
            Tanpamu aku tak mengenal ilmu,
            Terima kasih guruku,
            Terima kasih telah mendidikku,
            Ku tak mampu membalas semua jasamu,
            Hanya bait-bait do’a yang mampu kupanjatkan untukmu,
Dari Muridmu,
            Dwi Andayani (Alumni SMPN 1 Padas)
            Terkirim 07:32:02 25 November 2016

Hanya itu yang mampu kutuliskan. Aku tak bisa menulis panjang lebar. Kata-katanya pun juga tak beraturan. Maklum, aku bukanlah pujangga yang pandai merangkai kata.

Mataku berbinar-binar. Ada balasan SMS dari guruku.

Iya. Makasih sayang atas segala do’amu. Semoga ibu tetap bisa menjaga amanah dan bermanfaat bagi anak-anakku, murid-muridku, keluargaku, juga bangsa dan negaraku. Aamiin
Diterima 07:35:24 25 November 2016

Seketika itu pula air mataku jatuh membasahi pipiku. Hatiku tersentuh pada beliau, guruku.
Sudah sekian tahun tidak berjumpa. Tiap Hari Raya Idul Fitri aku selalu gagal datang ke rumahnya. Hanya mampu mendo’akan semoga suatu hari nanti bisa berjumpa kembali.

Terima kasih bu. Diantara ribuan murid yang telah kau didik, ternyata engkau masih mengingatku. Aku sangat merindukanmu wahai guruku. 
Read More

© Seberkas Cahaya, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena