My Dream
Pagi
itu membuatku merasakan indahnya dunia di kala mentari akan menampakkan
sinarnya. Hati pun terasa gembira saat ku akan melangkah untuk menggapai
mimpi-mimpi yang selama ini ku harapkan. Ketika ku gagal dalam menggapai mimpi
itu, mungkin Allah sedang mengujiku dan DIA sedang merajut benang-benang
keindahan untukku. Dan ketika mimpiku berhasil ku gapai, Allah telah membukakan
pintu rezeki untukku.
Dengan
penuh semangat, ku mencoba mengikuti lomba menulis cerpen di sekolahku.
Akhirnya keesokan harinya mulailah ku menuliskan cerpen di atas kertas
berwarna-warni. Warna-warna itulah yang membuatku senang dalam menulis, karena
dengan warna aku akan lebih bisa berimajinasi dan bisa konsentrasi. Dua hari
kemudian ku mengetik naskah cerpen tersebut, dan keesokan harinya aku
mengumpulkannya ke panitia.
Satu
minggu kemudian…………..
Dengan
raut wajah yang penuh dengan kecemasan, ku mencoba untuk melangkah menuju
sekolah tercinta. Karena pada saat itu, ku sedang menunggu hasil pemenang lomba
cerpen tingkat sekolah. Sampai di sekolah aku langsung menuju pengumuman yang
di pasang di mading depan perpustakaan sekolah. Ku melihat hasilnya dari bawah,
karena aku merasa mungkin aku dapat penilaian terendah. Peserta yang ikut pada
waktu itu adalh 200 siswa dan yang terpilih tahap pertama ada 50, setelah itu
seleksi tahap kedua hanya 10 dan yang terakhir hanya terpilih 3 saja. Dengan
penuh kecemasan, ku telusuri dari bawah ke atas dengan teliti,ku baca satu per
satu. Sampai di tengah-tengah, aku hampir putus asa, karena nama dan judul
cerpenkuku belum ku temukan di pengumuman itu. Tapi setelah aku berfikir-fikir
tak ada salahnya ku membacanya sampai atas biar aku tahu siapa yang lolos
seleksi. Ku bangkitkan semangatku untuk membacanya, dan akhirnya ku temukan juga
nama dan judul cerpenku. Alhamdulillah aku di urutan nomor tiga.
Hati
pun merasa lega, aku pun merasa senang. Tapi aku tidak boleh bangga, karena
masih ada 2 tahap lagi untuk menjadi pemenang. Tahap pertama aku sudah
berhasil, sekarang aku akan menuju tahap kedua. Aku harus semakin teliti dan
cermat dalam menulis, Karena ku ingin mencoba kemampuanku dalam menulis, dan
akhirnya nanti ku bisa mengukur sampai mana kemampuanku dalam menulis.
Waktu
yang disediakan panitia dalam penilaian tahap kedua adalah 3 hari dengan
ketentuan jumlah halamannya 4-5 lembar. Jadi bisa tidak bisa, aku harus
menyelesaikannya dalam waktu 3 hari itu. Seiring berjalannya waktu yang begitu
cepat, tak terasa 2 hari sudah berlalu, dan Alhamdulillah ku dapat
menyelesaikan cerpenku dalam waktu dua hari. Sehingga keesokan harinya ku
mengumpulkannya.
Dua
hari kemudian……….
Waktu
itu akan diumumkan peserta yang lolos seleksi di babak kedua. Hatiku mulai
bergetar saat ku melangkah menuju papan pengumuman. Langkah demi langkah ku
lalui, tibalah aku di depan papan pengumuman. Sebelum ku membaca hasil
seleksinya, ku awali dengan bacaan Basmallah, karena agar ku tak kecewa dengan
hasil yang telah ada. Walhasil, Alhamdulillah Allah menjadikan aku di nomor
urut 2, jadi ada peningkatan dalam menulis.
Dan
sekarang aku akan mengikuti seleksi terakhir, yang mana ini akan menentukan
siapa sang jawaranya. Untuk babak terakhir ini, panitia hanya menyediakan waktu
1 hari untuk menyelesaikan cerpennya, dengan ketentuan jumlah halamannya 6-8
lembar. Mau tidak mau aku harus bisa menyelesaikannya dalam satu malam. Dengan
penuh rasa semangat, ku akan mencoba mewujudkan mimpiku, yaitu AKU INGIN
MENJADI YANG TERBAIK DI SAAT LOMBA CERPEN TAHUN INI, KARENA AKU TAK INGIN GAGAL
SEPERTI TAHUN-TAHUN KEMARIN. Semoga aku bisa mewujudkan mimpiku itu.
Saat
ku akan berangkat sekolah, tak lupa aku minta do’a restu orang tua, semoga
Allah memberikan yang terbaik untukku. Dengan perasaan senang dan percaya diri,
aku mencoba melangkah untuk menuju ke sekolah. Sampai di sekolah, aku langsung
menuju perpustakaan dan menunggu panitia dating. Jam 06.30 panitia baru dating,
aku pun menyapanya dengan ramah. Dengan wajah yang berseri-seri dan haru, aku
mengumpulkan naskah cerpenku ke panitia. Dan aku juga menanyakan kapan hasil
seleksi akan di umumkan, dan kata panitianya adalah hari senin setelah upacara
bendera. Dengan hati senang, aku segera menuju ruang kelas.
Hari
senin kemudian…….
Hari
yang ku tunggu-tunggu telah tiba. Setelah upacara pun pengumuman hasil lomba
cerpen tingkat sekolah diumumkan.
“Assalamu’alaikum
Warohmatulloh Wabarokatuh”, ucap salah satu panitia lomba.
“Wa’alaikumsalam
Warohmatulloh Wabarokatuh”, jawab peserta upacara secara serempak.
“Mohon
perhatiannya sebenyar ya. Saya sebagai perwakilan panitia perlombaan cerpen di
sekolah kita, saya akan membacakan pemenang yang berhasil masuk 3 besar. Dan
bagi yang nanti saya sebut namanya, dimohon untuk maju ke lapangan di dekat
Pembina Upacara. Inilah sang jawara kita, juara 3 di raih oleh Adjie Bramasto
dari kelas XII TKR 1, juara 2 diraih oleh Umi Sholikhah dari kelas XII TKJ 3,
dan yang meraih juara satu adalah……………….Aisyah dari kelas XI TKJ 1. Itulah sang
jawara-jawara kita… silahkan maju ke depan” ujar salah satu panitia lomba (dengan suara yang berkobar-kobar).
Tepuk
tangan secara serempak dari siswa-siswi sekolah dan guru-guru membuat hatiku
senang berpadu haru. Karena aku tak menyangka bahwa akulah yang menjadi terbaik
di sekolahku. Kakiku melangkah ke depan dengan penuh haru. Sampai di depan, aku
pun di beri piala sekaligus piagam penghargaan. Aku pun menerimanya dengan hati
menangis bahagia.
Dan
setelah aku mengikuti lomba tingkat sekolah, kata salah satu panitiaku, aku
akan diikutkan lomba tingkat kabupaten, dan jika menang lagi, aku akan diikutkan
lomba di tingkat provinsi/nasional. Ibuku pasti senang melihat aku dapat juara,
apalagi menjadi yang terbaik di sekolah.
Seminggu
kemudian…………
Alhmadulillah
mimpiku sudah terwujud, dan kini aku akan mencoba untuk mengikuti lomba tingkat kabupaten. Ketika perlombaan
sudah dilaksanakan, kini aku tinggal menunggu hasilnya, dan Alhamdulillah Allah
telah menjadikanku terbaik di Kabupaten ini. Subhanallah..sungguh hal yang luar
biasa. Dan 4 hari yang akan datang aku akan mengikuti lomba tingkat nasional.
Aku harus benar-benar jeli dan teliti, dan aku ingin membanggakan kedua orang
tuaku dan sekolahku.
4
hari kemudian……….
Hari
yang ku nanti telah tiba, saatnya ku bertarung melawan ratusan peserta dari
penjuru kota yang mana dilaksanakan di perpustakaan ITS Surabaya. Aku harus
benar-benar berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi yang terbaik. Saat aku
mengikuti lomba tersebut, aku hanya disediakan 3 lembar kertas dan 1 buah
bolpoint, karena pada saat lomba, cerpenya harus dalam bentuk tulisan tangan,
bukan naskah ketikan. Karena panitia takut jika ada yang curang dalam
perlombaan ini. Aku pun berusaha menuangkan pikiranku di atas kertas tersebut.
Bagaimanapun hasilnya, aku akan terima apa adanya bukan ada apanya. Setalah
perlombaan selesai, setiap peserta di beri alamat website untuk mengetahui
siapa saja yang menjadi juara. Dan 2 hari kedepan, baru ada pengumuman dari
panitia.
2
hari kemudian……….
Setelah
pelaksanaan lomba, kami pun kembali ke sekolah tercinta. Dan 2 hari kemudian
pengumuman telah tiba, dan dapat dilihat di website yang telah di berikan ke
setiap peserta kemarin. Dan salah satu guru pendampigku pada saat lomba,
membuka websitenya, di website tersebut tercantum nama-nama ratusan peserta.
Dengan perasaan kaget, guruku memberitahuku sambil meneteskan air mata.
“Nak…..!!!!!!”,
dengan suara halus dengan mata yang memerah.
“Kenapa
bu? Pasti aku tidak lolos ya bu. Sudahlah bu jangan menangis, ini semua sudah
ditentukan olehNya, aku yakin suatu saat aku bisa kok bu. Jang bersedih ya bu”,
ujarku dengan santai.
“Tidak
nak, kamu telah membuat kami bangga kepadamu. Ibu menangis bahagia, karena kamu
telah menjadi pemenang cerpen terbaik di tingkat nasional ini. Ibu bangga nak.
Ibu bangga. Selamat ya nak”, ujarnya (sambil
menetskan air mata).
“Benarkah
Bu. Ibu guru tidak berbohong kan, coba aku lihat!!!!” ujarku (Sambil melihat halaman website tersebut dan
meneteskan air mata)
“Iya
nak, Ibu tidak berbohong.” Ujar Bu Guru (sambil
menyodorkan laptopnya)
“Subhanallah…
iya bu, ternyata benar. Terima kasih ya bu atas dukungan dan do’anya. Saya tidak
bisa membalas semua kebaikan Ibu/Bapak guru, saya hanya bisa mendo’akan, semoga
Allah membalas semua kebaikan Bapak/Ibu guru.” Ujarku (sambil memeluk Ibu guruku)
“Iya…sama-sama
nak, ini semua juga berkat Ridho Allah serta kegigihanmu juga. Kami yang
harusnya berterima kasih, karena kamu telah membanggakan kami dan mengharumkan
nama sekolah. Iya nak..Aamiin.” Jawab
Ibu guru.
Setelah
melihat pengumuman di website tersebut, panitia pun memberitahu pihak sekolahan
bahwa salah satu siswanya lolos dan mendapatkan juara. Sehingga 2 hari setelah
pengumuman aku dan salah satu perwakilan guru di suruh datang ke perpustakaan
ITS Surabaya untuk penyerahan piagam penghargaan dan sejumlah uang.
2
hari kemudian……..
Hari
ku nantikan telah tiba, aku dan Bu Nia (salah satu guruku) berangkat ke perpustakaan
ITS Surabaya naik bus PATAS. Aku tak di pungut biaya apapun, karena semua biaya
ditanggung sekolahan. Di perjalanan, aku sangat menikmati suasana. Hujan
gerimis mengiringi perjalananku dan seakan-akan langit ikut menangis bahagia.
Jam
13.00 WIB………
Aku tiba di Surabaya pukul 13.00 WIB, sampai
disana aku dan bu Nia melaksanakan sholat dhuhur terlebih dahulu di Masjid
Manarul Ilmi ITS. Subhanallah sungguh besar panitia kekuasaan Allah SWT, karena
telah mempertemukanku kembali dengan sejuknya masjid ini setelah 1 taun tak
berkunjung. Setelah aku dan Bu Nia melaksanakan sholat dhuhur, kami berdua pun
makan siang, lalu menuju perpustakaan ITS. Sesampai di perpustakaan ITS
Surabaya, aku pun di sambut dengan senyuman oleh para panitia. Aku pun
merasakan senang sekali. Baru pertama kali aku memasuki perpustakaan yang
begitu besar dan luas. Subhanallah, sungguh luar biasa sekali.
Orang-orang
yang datang di acara tersebut sangatlah banyak, mungkin sekitar 200 jiwa, yang
terdiri dari peserta lomba yang menang, mahasiswa, pengurus perpustakaan, dan
dosen-dosen yang mengajar di ITS. Aku merasakan bahagia sekali, karena aku
belum pernah sama sekali berkumpul dengan orang-orang yang luar biasa seperti
mereka.
Saat
acara belum dimulai, aku pun berbincang-bincang dengan salah satu mahasiswa ITS.
Dan secara kebetulan mahasiswa yang berbincang-bincang itu adalah mahasiswa
jurusan Teknik Informatika. Yang mana Teknik Informatika adalah jurusan yang
paling aku senangi saat pertama aku masuk SMK. Dia bernama Nabilla, asalnya
dari Semarang. Aku merasa sangat senang sekali bisa berbincang-bincang secara
langsung dengan mmbak Nabilla. Dia menceritakan kisah hidupnya yang sejak kecil
tak pernah mendapat perhatian orang tuanya karena sibuk dengan pekerjaannya.
Hingga akhirnya dia memutuskan untuk tinggal dengan neneknya karena tak betah
tinggal dengan orang tuanya. Aku pun mendengarkan cerita mbak Nabilla sampai
akhirnya tidak terasa bahwa acara telah di mulai. Aku pun duduk bersanding
dengan mbak Nabilla dan Bu Nia. Dan tak lupa ketika itu, aku meminta nomor HP
mbak Nabilla agar aku bisa berkomunikasi dengan dia.
15
menit kemudian……
Ketua
perpustakaan datang di acara penyerahan hadiah kepada para peserta yang menjadi
juara, lalu 15 menit kemudian beliau menyerahkan hadiah untuk para juara.
Selain aku mendapatkan hadiah, aku juga mendapat piagam penghargaan “penulis
cerpen”, serta cerpen yang aku buat juga akan dimuat dalam kumpulan-kumpulan
cerpen anak bangsa. Aku merasa sangat senang sekali, Karena aku bisa
membanggakan kedua orang tuaku dan sekolahanku. Semoga kelak aku bisa menjadi
pengarang yang sukses. Aamiin….
Itulah sekilas impianku.
Aku ingin menjadi seorang penulis yang terkenal. Yang mana tulisanku di kenal
banyak orang. Aku sudah berkali-kali mencoba mengikuti lomba cerpen, tapi aku
belum pernah menang. Dan itu tak masalah bagiku, karena aku sudah mendapatkan
kesenangan tersendiri, yaitu aku dapat menyalurkan hobiku lewat tulisan. Dan
aku yakin, suatu saat aku bisa memenangkan lomba cerpen. Meskipun aku tak
pernah menang dalam setiap perlombaan, tapi aku tetap positive thinking. Dan
itu menjadi salah satu motivasi bagiku. Karena kegagalan merupakan awal dari
kesuksesan, karena kegagalan bukanlah akhir dari segala-galanya. Semakin banyak
kegagalan yang kita alami, maka kita harus bangkit, dan yakinlah pasti kita
BISA. Kita harus bangkit jika kita mengalami kegagalan. Jangan menyerah dalam
menggapai impian. Awali dengan niat yang kuat, lakukan dengan penuh semanngat,
yakinlah bahwa kamu BISA, dan akhirilah dengan do’a. sebelum dan sesudah
melakukan sesuatu, biasakanlah berdo’a, agar segala yang kita lakukan di ridhoi
oleh Allah SWT. Itulah motivasi yang ku tanmkan di dalam jiwaku. Semoga secuil
cerpen yang aku buat ini bisa bermanfaat bagi siapapun. Aamiin.
Ini tulisan di waktu aku masih SMK. Tanpa editan. Bisa kujadikan sejarah nih, bahwa aku pernah menulis. Yah, walaupun kurang maksimal.
Ditulis di Ngawi, 8 Maret 2013