Aku belajar
banyak hal sama beliau. Ia adalah Emak angkatku disini. Aku tinggal bersamanya sudah setahun lebih lamanya. Beliau wanita yang
sangat tangguh. Di usianya yang hampir kepala 7, ia masih tetap semangat
bekerja.
Ia bekerja sebagai
juru masak. Ada 3 orang yang membersamainya memasak. Memasakkan kurang lebih
seribu porsi tiap hari senin sampai jum’at. Bisa membayangkan kan bagaimana
sibuknya memasak yang tidaklah sedikit.
Tiap hari harus
bangun lebih awal dan menyiapkan segala keperluan. Ada yang belanja, masak
nasi, memotog-motong sayur, mengupas, mencuci, dan kegiatan lainnya. ‘Duh rempong sekali ya ternyata jadi
emak-emak itu’ mungkin dalam hatimu akan berkata seperti itu.
‘Guna memberi saku ke anak dan cucunya
ketika Hari Raya Idul Fitri atau saat mereka membutuhkan’ katanya suatu
hari padaku. So sweet sekali ya emak
ini. Sayang sekali sama anak dan cucunya.
Memang benar
kenyataannya. Mendekati bulan puasa tahun 1438H ini, sebelum ia kembali ke
kampung halaman, ia membelikan cucu-cucunya tas dan mukena. Hhhmm, bisa kebayang
kan kasih sayangnya emak.
Aku banyak
belajar dari beliau. Mulai dari bangun tidur hingga ia tidur lagi. Subahanallah
aku sangat bersyukur sekali bisa mengenalnya. Allah pertemukanku dengan
orang-orang hebat.
Kamu bangun
tidur jam berapa? ‘jam 03.00’ atau ‘jam 04.30’ atau ‘bangun setelah shubuh’. Kalah deh sama emakku satu ini, ia selalu on time jam 02.30 loh. Pasti jam segitu
sudah bangun. Padahal tidak bunyi alarm loh. Seakan ia itu selalu menyalakan
alarm otomatis di dalam otaknya.
Lalu, setelah bangun
tidur, apa yang kamu lakukan? ‘Main
gadget?’ atau ‘Tidur lagi, nunggu
adzan shubuh?’ atau melakukan hal yang lain?
Hhhmm… Kalau
emak nih, bangun tidur langsung ambil air wudhu lalu mendirikan sholat Lail.
Keren kan? Yuukk kita contoh emak ini. Kamu yang masih muda, jangan kalah donk
sama emak-emak cucu 8 ini. Walaupun sudah tua tapi jiwanya masih muda.
Kira-kira
setelah sholat Lail, emak ngapain ya? ‘tidur
lagi’ atau ‘main HaPe’ atau yang
lain. Yah, tidak mungkin lah yaw kalau emak bakalan main HaPe atau tidur lagi.
Kan ia punya tanggungan untuk memasak.
Jadi, setelah
sholat Lail, ia segera bergegas menuju tempat favoritnya. Dapur idaman. Mengisi
air ke dandang, mencuci beras, menunggu air mendidih sembari mencuci perkakas
yang kotor. Memasak nasi hingga matang. Sambil menunggu nasinya masak, ia
mencuci pakaian. Cucian sudah selesai, ia lanjutkan menyajikan nasi.
Dilanjutkaan menjemur pakaian. Ia mandi, temannya yang memasak lau datang.
Setelah mandi ia melaksanakan sholat shubuh. Sudah menjadi kebiasaan ia mandi
sebelum sholat shubuh.
Kalau
kamu ngapain setelah sholat Lail?
Aku sering mendengarnya selalu berdzikir panjang setelah sholat shubuh. Sholat dan dzikir
bisa sampai 10-15 menit, tergantung kondisi. Salut banget deh sama emak ini.
Luar biasa sekali.
Setelah sholat
shubuh selesai, ia melanjutkan ativitasnya. Membantu yang lain menyiapkan
lauknya. Nggak capek ya emak ini?
Kalau dibilang capek ya capek. Tapi kan ini sudah menjadi kewajibannya sebagai
karyawan.
Disela-sela kesibukannya
dari bangun tidur tadi, aku selalu mendengarnya membaca sholawat, istigfar atau
dzikir yang lain. Sungguh menyejukkan bukan? Emak yang sudah setua itu
senantiasa melantunkan dzikir disela kesibukannya. Lalu apakah kita juga selalu
mengingat Allah ditengah-tengah kesibukan kita?
Dari jam 02.30
sampai jam 17.00 ia bekerja. Kalian kuat berapa jam bekerja? Rata-rata orang
bekerja itu hanya 8 jam/hari. Benar kan? Dari 4 emak yang jadi juru masak,
ialah yang paling banyak pekerjaannya. Lainnya hanya dari jam 04.30 sampai jam
15.00.
Aku bekerja jam
07.00 sampai jam 17.00. Sampai dirumah, aku melihat emak sudah tertidur pulas
sembari mendengarkan radio. Suara Muslim Surabaya (Sham FM) adalah gelombang
radio kesukaannya. Ia pasti kelelahan dengan aktivitasnya seharian.
Saat adzan
magrib ia bangun dan sholat berjamaah denganku. Setelah itu, emak berbaring
lagi sembari mendengarkan dan menirukan Al-Ma’tsurat dari Sham FM. Mungkin ia
sudah hafal bacaan Al-Ma’tsurat.
Kalau kamu, tiap sore baca Al-Ma’tsurat
juga apa nggak nih? Yuukk Al-Ma’tsuratnya
jangan lupa tiap pagi dan petang. Jangan kalah sama emak-emak.
Setelah
Al-Ma’tsurat, menunggu isya’ sembari bercengkrama denganku. Sholat isya’ lalu
ia pergi ke pulau kapuk. Begitulah aktivitasnya sehari-hari.
***
Kamu.
Iya kamu.
Jangan malas-malasan
ya. Apalagi yang masih muda. Pasti jiwanya lebih kuat. Sebisa mungkin usahakan
bangun malam. Dirikanlah sholat Lail. Masak kamu kalah sama emak-emak cucu 8.
Jangan lupa mengingat Allah dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Kan
sudah jelas dalam Al-Qur’an.
“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya
kamu berdiri (sembahyang) kurang dari
dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian
pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan
ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat
menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu,
karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa
akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di
muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi
berperang di jalan Allah, maka bacalah
apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang,
tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan
kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling
besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.Al Muzzammil : 20)
Yuuukk…semuanya.
Saling mengingatkan sesama dalam hal kebaikan. Andai ada temanmu yang berbuat salah,
diingatkan. Jangan malah dibiarkan. Senantiasa berusaha memperbaiki diri yaa.
Keep smile.
0 komentar:
Post a Comment