"Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?" QS. Ar-Rahman:55

Tuesday, May 22, 2018

Hanya Ingin Bercerita Saja


Hanya Ingin Bercerita Saja

Allah tuh sayang banget sama hambanya. Percaya nggak? Harus percaya lah.
Kalau disuruh menghitung nikmat Allah yan sudah diberikan ke kita, kamu bisa nggak? Pasti nggak bisa kan, nggak bakalan habis dah.

Nah, karena Allah sudah baik pake banget terus kita udah beryukur apa belum hari ini. Salah satunya dengan mengucapkan Hamdallah. Bareng-bareng yuuuk. Alhamdulillaah 3x.

Sudah lama Dwi nggak  nulis rasanya kaku. Maaf ya kalau tulisannya nggak enak dibaca.
Aku ada sedikit cerita nih tentang kejadian beberapa hari ini. Tentang sebuah islam, persaudaraan yang begitu indah.

Taraaa…

Selamat berselancar... Maksudku membaca.

Sebelumnya maaf ya beberapa nama yang kusebut disini, siapa tahu suaatu saat jika aku sudah tua dan lupa siapa nama kalian aku bisa mengingatnya dengan membaca blog ku ini.

Oke. Lanjutkan membaca ya. Nggak usah siap-siap tisu segala, nggak bakal bikin kamu nangis kok. Mungkin hanya sedikit tersentuh hatimu. Eh. Nggak juga kok.

Senin, 21 Mei 2017 tepatnya, aku disuruh sahabatku yang jauh disana (Anik Nur Farikah) untuk ke dokter karena suhu badanku naik. Aku bilang padanya bahwa aku sudah baik-baik saja. “Halah, panas kek gini mah sudah bisa nik, paling nanti juga sembuh,” aku mengabaikan.

Akhirnya setelah tak fikirkan akhirnya hatiku diluluhkan Anik buat periksa. Tapi apalah daya, jarum jam menunjuk diangka 10. Itu berarti tiket antrian periksa di dokter yang baik hati itu sudah habis plus karena hari senin, jadi pasti rame banget.

Lalu, aku meminta bantuan ke temn-temen kos. Alhamdulillah pada sibuk dengan UAS dan tugasnya masing-masing.


“Hhmm, gpp deh. Memang sedang ada amanah sendiri-sendiri buat mereka. Bismillah, aku coba menghubungi yang lain aja deh. Siapa tahu ada yang bisa belikan aku obat. Ya setidaknya bisa meredakan panasku,” gumanku dalam hati.

Satu dua tiga temanku kuhubungi. Belum ada sama sekali yang bisa membantuku untuk sekedar membelikan obat dan makanan.

Maaf, bukannya manja atau bagaimana ya. Dwi itu kalau sudah sakit panas susah banget buat ngapa-ngapain. Apalagi kalau panas tinggi, jadi sekujur tubuh itu rasanya sakit semua. Bisa jalan mungkin ya sekedar ke kamar mandi aja, itupun dipaksain. Jadi, maaf ya kalau selama ini Dwi banyak merepotkan.

Ini baru sakit di dunia vroh, kalau di akhirat kayak apa. Makanya, persiapkan mulai dari  sekarang bekal untuk bertemu sama Allah.

Alhamdulillah ada salah satu rekan kerjaku yang bisa membantuku. aku di SMAIT Al Uswah, dia di SMPIT  Al Uswah. Beda unit tapi satu yayasan, dia namanya Uly Aldini. Seorang akhwat energik yang katanya pengen ke Jepang 2019. Uuppss Aamiin.

Aku nggak meyangka bahwa mbk Uly bisa membantuku padahal jaraknya yang ditempuh cukup jauh dan ia pun berada ditengah jam kerja. Alhamdulillah dia diijinkan untuk keluar.

Setengah jam kemudian ia datang dengan membawa seperangkat alat sholat. Eh maksudku seperangkat makanan dan obat. Senyumnya yang begitu ikhlas ketika ia masuk pintu kamarku.

Rasanya aku rindu sama dia karena sudah lama tak berjumpa. Itulah wanita, bisa menahan rindu di dada tapi tak bisa menahan cemburu yang membara. Lah ini, maafkan ya netizen, hanya pengalihan isu saja.

Dua orang yang bisa dikatakan tak pernah ketemu, sekali ketemu langsung ngobrol ini itu. Alhamdulillah masih bisa merasakan nikmatnya bertemu saudara di dunia dan semoga kelak bisa bertemu juga di Jannah. Aamiin.

Karena masih masuk waktu kerja, ia tak bisa lama-lama berbincang denganku. Aku pun tak segan-segan mengucapkan terima kasih padanya dan banyak mendo’akannya. Karena sudah meluangkan waktunya. Ia pun tersenyum bahagia.

Sahabatku yang jauh disana juga tak pernah hentinya menanyakan bagaimana keadaaanku saat ini. Masyaa Allah nikmat sekali Allah pertemukan dengan orang-orang baik di dunia ini.

Selasa, 22 Mei 2017 itu aku merasa tenggorokan itu gatal banget. Panas sudah mereda tapi kepala mendadak pusing. Anik dan mbak Uly menyarankan untuk minum obat herbal racikan sendiri. Sederhana saja, hanya madu, jeruk nipis dan air hangat saja. Alhamdulillah tenggorokan lega, tapi masih belum bisa benar-benar membaik.

Disarankan Anik untuk ke dokter, Dwi yang ngeyel lagi. Udah nanti pasti sembuh. Lalu, apa yang terjadi. Qodarullah, tenggorokanku makin sakit dan aku minta bantuan mbak Uly lagi untuk membelikan madu dan jeruk nipis.

Sepulang kerja ia mampir ke kos lagi untuk sekedar megantarkan pesananku. Terima kasih banyak mbak Uly. Kebaikanmu akan dibalas sama Allah dengan yang berlipat. Aamiin.

Karena sore itu aku merasa keadaan makin memburuk, Aku usahakan istirahat lebih awal agar keadaaan esoknya lebih baik. Namun, apa yang terjadi? Aku nggak bisa tidur sama sekali. Lihat jarum jam menunjuk angka 8, pertanda sudah sejam aku berusaha tidur.

Keadaan makin membuatku tercekik ketika mengetahui bahwa aku tuh berusaha bicara tapi nggak keluar suara. Wah, ada apa ini? Berkali-kali aku coba bicara tetep aja nggak bisa.

Segeralah aku ngambil HP dan bikin status di WA, siapa aja yang longgar detik ini juga. Help Me Please. Urgent.

Satu dua temanku membaca statusku, Alhamdulillah salah satu pengurus KLIK Surabaya fast respon dan langsung mengkomando temen KLIK lainnya di grup. Lalu, muncullah mbak Dewi Susanti yang baik hati. Hehehe. Alhamdulillah ia bersedia mengantarkanku ke Klinik.

Jam 9 malam baru bisa beraangkat karena ada sedikit kendala. Alhamdulillah lagi, Klinik yang aku tuju itu masih buka. Sebelumnya aku sudah mempersiapkan tulisan tentang keluhan sakitku ini. Sampai obat dan herbal apa saja yang sudah ku konsumsi pun juga ku tuliskan. Alhamdulillah sampai sana langsung tak kasihkan. Periksa daran dan bla bla bla. Selesai sudah periksanya malam itu. Sekitar jam setengah sepuluhan baru sampai kos lagi.

Alhamdulillah, kondisi hari Rabu ini sudah agak membaik. Terima kasih untuk kalian yang hadir dalam hidupku. Semoga Allah mengumpulkan kita di Jannah. Aamiin aamiin aamiin ya robbbal ‘alamiin

Mbak Dewi, ia yang sibuk sekali. Katanya besok Rabu akan sidang progres, tapi masih bisa meluangkan waktunya untuk mengantarkanku malam itu. Entah aku tidak tahu apa yang sedang ia lakukan saat itu, belajarlah, sibuk apalah, pokoknya mbak Dewi dan Allah yang Maha Tahu. Rasa itu tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, semua rasa bahagia dan haru jadi satu. Siapa tahu ini adalah salah satu jalan pembuka dimudahkannya sidang mbak Dewi Rabu ini. Masyaa Allah rencana Allah jauh lebih indah.

Mbak Dewi, semoga sidangnya dimudahkan, dilancarkan hingga wisuda. Dimudahkan segala urusannya ya. Aamiin. Semoga bisa wisuda tahun 2018 ini  juga. Dapat ijasah dan ijab-sah. Uuppss. Aamiin.

Siapa yang menggerakkan hati mbak Dewi, Anik, mbk Uly da teman-teman yang lain jika kalau bukan Allah? Masyaa Allah. Hingga saat ini amsih terkenang kebaikan-kebaikan kalian. Untuk nama kalian yang belum kusebut, maafkan ya. Mungkin Dwi khilaf dan mohon kelapangan hatinya untuk mengikhlaskan dan bisa menghubungi Dwi lewat media.

Maka dari itu, jangan remehkan kebaikan sekecil apapun itu. Siapa tahu itu adalah pembuka masalahmu, pembuka rezekimu, pembuka pintu surgamu. Apalagi ini adalah dibulan ramdhan. Insyaa Allah pahalanya berlipat.
Read More

© Seberkas Cahaya, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena