K A R Y A
Melihat foto tersebut
mengingatkanku akan sebuah perjuangan yang hasilnya sungguh tak
disangka-sangka. Ditengah-tengah kesibukanku mempersiapkan ujian sekolah kelas
XII, aku diamanahi untuk ikut mendampingi adik-adik PMR yang akan ikut JUMBARA
2013.
“Kalau tahun ini pulang JUMBARA
tidak membawa piala, tahun depan kita tidak boleh kemah diluar sekolah,” tegas
Pak Slamet Riyadi pembina PMR di sekolah kami.
Wah, aku harus bagimana Ya Allah?
Aku ikut memikirkan nasib adik-adikku selanjutnya. Kasihan dengan mereka kalau
tidak kemah diluar sekolah.
JUMBARA dilaksanakan selama 5
hari. Posisiku waktu itu benar-benar mendesak. Mengikhlaskan pelajaran sekolah
begitu saja atau membiarkan adik-adik berjalan sendiri.
Sampai rumah, aku ijin kedua
orang tua untuk ikut JUMBARA. Alhamdulillah. Aku mantab untuk memilih ikut
JUMBARA. Insyaa Allah ada sahabatku yang siap membantuku jika aku ketinggalana
pelajaran.
Aku seringkali meninggalkan
pelajaran karena sibuk ngurus JUMBARA. Membagi-bagi lomba tiap anak. Dan kebetulan
aku diamanahi lomba “Album Kenangan” dan satunya aku lupa ikut lomba apa.
Waktu itu aku dibantu sama Danik,
teman sekelasku. Siswa kelas XII yang diambil hanya 2 siswi dan 3 siswa.
Disela-sela pulang sekolah lah aku menyempatkan untuk mecari ide yang tepat
untuk membuat album kenangan.
Tepatnya di selatan perempatan
Kartonyono Ngawi, barat jalan itu ada studi foto yang menyediakan album foto
mulai dari yang sederhana hingga yang luar biasa.
Kupilihlah album yang sederhana
itu. Sampulnya berwarna gold, dalamnya kertas tebak warna hitam. Kata bapak
penjualnya itu, jika ingin menempelkan fotonya harus pake double tape.
Alhamdulillah aku sudah terbayangkan apa yang akan aku buat nanti.
Sampai rumah, aku tidak bisa
istirahat, karena masih kepikiran dengan apa aku akan menghias album ini.
Melihat di sudut kamarku ada kertas origami, muncullah ide itu. Menempeli lagi
album di dalamnya dengan kertas origami. Jadilah albumnya seperti yang di
gambar. Seluruh foto sudah ku potongi. Kata pembinanya, album boleh dihias
keseluruhan ketika lomba sudah dimulai di tempat.
Malam itu, lomba dimulai. Suara
gemuruh di lapangan mulai terdengar. Ada panggilan untuk yang mengikuti lomba
album kenangan, aku dan Danik menuju tempat lomba. Jantung ini rasanya semacam
mau copot. Mengikuti lomba se-kabupaten yang sebelumnya belum pernah aku ikuti.
Bismillah. Menang atau kalah itu
bukan masalah, yang penting aku sudah maju dan tak mau menyerah. Itu prinsipku
seketika itu.
Melihat karya dari sekolah lain
bagus-bagus. Dan bagiku mereka layak jadi pemenang. Apalah karyaku yang masih
abal-abal. Ungkapku dalam hati. Lalu, ku buang semua pikiran buruk itu. Aku
yakin lomba kali ini dapat nilai baik. Aku menyemangati diri.
Detik-detik terakhir pengumpulan
dan langsung dinilai oleh juri. Danik dibelakangku, akuyang maju ke depan juri
untuk presentasi. Menyatakan lasan-alasan kenapa aku membuat album seperti itu.
Kujabarkan sebisaku, semaksimal mungkin semua pertanyaan terjawab.
Badanku sebenarnya panas dingin
alias demam panggung. Tapi aku berusaha tidak memperlihatkan kegugupanku itu.
Alhamdulillah dapat kritikan sedikit saja. dapat nilai 88 dan 92.
Masyaa Allah. Balik ke tenda aku
dan danik langsung loncat-loncat. Dan yakin bakalan dapat juara. Entah juara
berapa. Karena kau tahu sekolah lain banyak yang dapat nilai dibawah 70.
Aku dan teman-teman lain
memperbanyak do’a. Semoga PMR dari sekolah kami bisa membawa pulang piala. Satu
saja tidak apa-apa.
Di akhir acara ada pengumuman
pememang JUMBARA. Inilah saat yang dinanti-nanti. Semua penghuni tenda saat itu
terdiam semua. Mendengarkan secara seksama suara yang menggelegar itu.
“… teladan 2 Album kenang diraih
oleh SMK PGRI 4 Ngawi…” kata bapak yang mengumumkan pemenang.
“Horeeeeeee…..”
Seluruh teman-teman saling
berpelukan. Loncat-loncat kegirangan. Apalagi pak Slamet, Masyaa Allah
girangnya minta ampun. Alhamdulillah akhirnya pulang bawa piala meskipun hanya
satu.
Ini satu-satunya foto ketika aku
bawa piala. Masyaa Allah wajahnya itu looh, 5 hari di lapangan sudah berubah
total. Haha.
Syukurlah sedikit ada kenangan
dari sekolahku. Alhamdulillah sekarang makin maju saja. Semoga makin jaya
sekolahku. Maafkan saya, Dwi yang masih belum bisa membanggakan sekolah.
Mungkin Dwi hanya mampu menjaga nama baik sekolah saja.
Jayalah sekolahku. SMK PGRI 4
Ngawi.
Salam PMR. Inter Arma Carietas #senyum