"Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?" QS. Ar-Rahman:55

Thursday, April 21, 2016

Seratus yang Berlipat

Setiap kita adalah pencerita. Pastilah kita memiliki kisah yang berbeda. Kisah yang dialami tiap hari juga pasti akan berbeda. Hari ini kita tak bisa merasakan hari kemarin dan yang akan datang. Maka nikmatilah hari ini. Gunakanlah waktumu sebaik-baiknya pada hari ini.

Kita pasti membutuhkan rezeki (red:uang) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rezeki itu salah satunya kita dapatkan dari kita beribadah (red:bekerja).Entah itu bekerja di sebuah instansi, jualan online, atau yang lainnya.

Uang itu bisa menimbulkan masalah. Salah satunya, jika uang yang didapat tak bisa mencukupi kebutuhan. Selalu merasa kurang, kurang dan kurang. Bisa jadi kita tak pernah memilah-milah barang yang diprioritaskan untuk dibeli. Kita terlalu buta dengan pernak-pernik dunia. Ingin ini dan itu.

Jika kita menuruti dunia pasti tak kan ada habisnya. Bisikan syetan ada dimana-mana. Setan itu memang diciptakan untuk menggoda manusia.

“Sekecil apapun UANG akan cukup bila digunakan untuk HIDUP. Sebesar apapun UANG tidak akan cukup untuk memenuhi GAYA HIDUP,” eMeNHa. (Maaf, nama disamarkan)

Salah satu amanat yang pernah saya dapatkan dari foto profil teman saya. Benar juga apa yang ia katakan itu. Sebab saya pernah mengalaminya. (Hehehe jadi curcol)

Okelah. Silakan disimak ya. Saya akan bercerita mengenai “Seratus yang Berlipat”

Jika ingin mendapat rezeki yang berkah, bersedekahlah. Jika ingin hidup tenang, bersyukurlah. Apa yang kita inginkan pasti Allah akan membukakan jalan untuk kita.

Rezeki itu sudah diatur Allah. Jadi jangan pernah takut miskin karena Allah itu Maha Kaya. Janji Allah itu nyata. Allah akan melipatgandakan rezeki kita apabila kita mau bersedekah. Berikut adalah firman Allah di Al-Qur’an :

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui,” QS.Al-Baqoroh (2):261

Jika kita mau menyisihkan sebagian rezeki kita, pasti Allah akan menjaga kita dari kemiskinan harta dunia. So, jangan pernah takut miskin.

Kita bersedekah seratus rupiah saja, Allah sudah mencatatnya. Pastilah Allah akan mencatatnya sebagai pahala dan juga melipatkaandakan seratus itu. Yuuk sedekah!

Ada seorang anak yang waktu itu hanya memiliki Rp 500,- saja. Lalu, ia sedekahkan uang itu. Siangnya rezeki menghujaninya. Ia mendapat ganti Rp 75.000,-. Jangankan Rp 500,00 ,yang mampu sedekah Rp 100,- itu ternyata dikasih Allah Rp 50.000,00. (Hayooo, siapa yang tidak mau dilipatgandakan rezekinya?) Subhanallah. Janji Allah sungguh nyata.

Jika ingin kaya dunia akhirat, perbanyak sedekah ya. Itu salah satu hal yang membuat hati kita menjadi tenang.

Yuuukk Sedekah!!!
 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

[166].Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.

Read More

Sunday, April 17, 2016

Jadilah Diri Sendiri

Menjadi diri sendiri itu lebih asyik. Tak ada yang berani mengusik. Tapi terkadang ada rasa yang terbesit dalam pikiran kita untuk menjadi orang lain.

Seringkali terbesit dalam benakku rasa “minder”. Namun, rasa itu bisa kutangkis dengan mencintai-NYA. Menengadah ke atas untuk minta pertolongan-NYA.

Aku sering main-main ke kampus ITS di hari minggu. Entah itu sepedaan, refleksi di taman Biologi, atau mengikuti kegiatan lain. Walaupun aku bukan mahasiwa ITS tapi aku sering main kesana. | Refreshing broo.

Pernah terbesit dalam pikiranku. |  Pikiran apa ya? | Nikah? | Eh, bukan.

Akhwat disini cantik-cantik. Cerdas-cerdas. Gesit. Public speakingnya juga bagus. Aku ingin seperti mereka. Tapi sayang, otakku belum mampu untuk bisa masuk sini. | Jangan begitu. Syukuri apa yang ada pada dirimu saat ini. Ini nikmat Allah.

Aku tak sepandai mereka. Bisa nggak ya aku seperti mereka. Ah, rasanya tidak mungkin. | Apa sih yang tidak mungkin? Pasti Allah memberikan kelebihan yang tidak dimiliki orang lain.

Apa kelebihanku? Jago Matematika, Fisika, Kimia, Biologi? | Percaya diri donk. Jangan minder. Kalau sudah minder, kamu gak bakalan bisa bergerak. Kamu akan kalah sebelum berperang. Ayolah kembangkan kreativitas dan bakatmu.

Aku? Pendiam. | Siapa bilang kamu pendiam? Kalau bertemu dengan teman dekatmu, kau ini selalu menjadi orang yang paling cerewet.

Eh, maksudku, aku tidak bisa bicara panjang lebar seperti mereka di depan orang banyak. | Hhhmmm, siapa bilang tidak bisa? Kamu bukannya tidak bisa, tapi belum bisa. Mereka awalnya juga sepertimu. Tidak bisa lalu belajar dan akhirnya bisa. Mereka saja bia. Masak kamu nggak bisa?

Mereka kan mahasiswa. Dan mereka kan ikut organisasi di kampus. Bagaimana aku bisa. | Bisa kok. Pasti bisa. Kamu bisa mengikuti komunitas diluar kampus. Disana kamu akan banyak belajar.

Tapi kan? | Sudah. Ikuti saja.

Aku tak memiliki bakat apapun. | Aish, jangan bilang begitu. Kamu punya banyak bakat kok. Hanya kamunya saja yang masih belum bisa mengembangkannya. Ayolah kembangkan saja bakatmu.

Jika kita menuruti dunia. Pasti tidak aka nada habisnya. Ingin ini dan itu. Seperti ini dan itu. Tetaplah jadi diri sendiri.

Allah itu tak pernah memandang kecantikan fisikmu.

Allah tak pernah memandang kekayaan duniamu.

Allah tak pernah memandang kelebihan yang ada padamu.

Tapi yang Allah pandang hanyalah keimananmu. Hanya itu saja.

Jadi jangan pernah khawatir akan hal duniawi.

Tak perlu lah menjadi orang lain jika kita sendiri tak mampu menjadi diri kita sendiri.

Ingatlah. Dunia ini hanya sementara. Akhirat lah yang selamanya.

 
Ingat yaa guys!!! Tetaplah jadi diri sendiri. Ganbate.
Read More

Saturday, April 16, 2016

Belajar Berprasangka Positif


Berprasangka positif itu susah-susah gampang. Banyak hal yang menurut kita negatif tapi ternyata itu hal positif. Tak selamanya orang yang pernah berbuat keburukan akan selalu buruk dan tak selamanya juga orang yang berbuat baik akan selamanya baik. Kita tak akan pernah tau isi hati seseorang. Tak pernah tau apa yang orang lain lakukan. Hanya diri kita sendiri dan Allah yang tau isi hati kita. Maka jangan pernah memvonis apa yang orang lain lakukan itu baik atau buruk.

Kita memiliki jalan hidup tersendiri. Pasti berbeda dengan jaln hidup orang lain. Lihatlah diri kita sendiri. Jangan pernah melihat orang lain untuk memanding-bandingkan dengan diri kita. Belajarlah menjadi pribadi yang lebih baik. Ambillah hal positif atas apa yang dilakukan orang lain.

Tanpa disadari seringkali kita temui obrolan-obrolan (red:ghibah) disekeliling kita. Orang itu begini, begitu, tak tau diri, dan dengan berkata lainnya. Jika kita tak bisa menghindari, cukup diam dan bersholawatlah. Semoga kita selamat. Mereka yang seperti itu akan berhenti dengan sendirinya tanpa harus kita cerewet dengan mereka.

Banyak kejadian yang menurut kita itu suatu musibah yang membuat kita sial, tapi ternyata jika kita menelitinya dengan cermat, musibah itu adalah nikmat. Marilah kita cermati kejadian-kejadian yang terjadi disekeliling kita.
Yuuukkk kita simak beberapa kejadian yang pernah terjadi!!!
         
Ada seorang pemuda yang suatu ketika motornya terkena paku di tengah perjalanannya menuju tempat kerja. Sempat terlintas prasangka buruk bahwa Allah telah menghalanginya untuk mencari rezeki. Lalu ia tangkis prasangka buruk itu dengan prasangka baik. Ia bermuhasabah. Apa gerangan yang membuatnya terkena musibah itu.
         
Katakanlah namanya Dani. Saat ia berjalan menuju bengkel ia teringat bahwa pagi itu ia belum berinfaq. Amalan rutin yang ia lakukan tiap pagi sebelum berangkat kerja ia lalaikan. Mungkin itu salah satu sebabnya. Allah menegurnya dengan tertancapnya paku di ban motornya.

Ternyata selain paku yang menancap itu, ada kerusakan pada rem motornya. Bapak tukag tambal ban itu pun membenahinya sekalian. Jika tidak dibenahi maka nyawa Dani taruhannya.

Masyaa Allah. Ternyata musibah itu adalah nikmat. Betapa Allah sangat sayang kepada kita. Betapa Allah selalu melindungi kita dari marabahaya. Baayangkan saja jika ban motor Dani tidak bocor, tentu saja akan lebih bahaya lagi,bukan?

Kok gak nyambung ya? Katanya berprasangka baik, tapi kok malah biara musiabah. Ah, sudahlah. Penulisnya bingung nulis apa. Lagi baer. #eh

Itu salah satu contohnya. Berprasangak positif sama Allah yuuukkk!!! Semua akan terasa  nikmat saat menjalaninya.

Ketika kita melihat orang lain yang pakaiannya belum menutup aurat jangan lantas kita memvonisnya bahwa ia akan masuk neraka. Bukan ia tak mau menutup aurat, bisa jadi Allah memang belum membukakan pintu hidayah untuk mereka. Kita tak pernah tau kapan ia akan mendapatkan hidayah. Kita do’akan saja semoga Allah membukakan pintu hidayah untuk mereka. Bisa jadi beberapa hari kemudian tiba-tiba ia mengenakan pakaian syar’i. Kita tak pernah tau kana pa yang terjadi dimasa mendatang. Yuukk kita do’akan saudara-saudara kita.

Ingat ya!!! Selalu berprasangka baiklah pada orang lain. Itu akan membuat hati kita akan tenang. Tak akan membebani pikiran kita. Sebisa mungkin bagaimanapu keadaanmu selalu berprsangka baiklah, terutama kepada Allah.

Sudah dulu ya!!! Kapan-kapan aku akan bercerita kembali...

Bye bye…  
Read More

Allah Maha Penyayang

Pagi itu aku mengantarkan Ahmad ke sekolah. Ketika aku menyalakan sepeda motor, tiba-tiba ibunya Ahmad berteriak memanggilku.

"Mbak, rumahmu kebakaran. Kamu nggak pulang ta? ", teriak bu Lela dengan panik.

"Lah, ada apa bu? Saya nggak dengar", teriakku. Lalu aku turun dari motor dan mengahmpirinya.

"Kontrakanmu kebakaran mbk."

"Hah, kebakaran!!! Kapan bu?"

(Jantungku berdegup kencang seketika. Tanganku bergemeteran dan terasa berat untuk bergerak. Shock mendengar berita itu.)

"Tadi pagi mbk, jam setengan tujuhan. Katanya kebakaran karena elpijinya meledak. Lalu bagaimana mbk barang-barangmu? Laptopmu dan lain-lainnya".

"Bu, emak bagaimana??? Hah, ijazahku. Allah. Lindungilah. Selamatkanlah. Engkau Maha Segalanya."

"Orang-orang disana baik-baik saja kondisinya. Tadi bu Diah sempat pingsan tapi sekarang sudah siuman."

"Alhamdulillah. lalu apa yang harus aku lakukan bu. Semua sudah terlambat. Sekarang sudah mau masuk waktu dhuhur."

"Pulanglah nduk, lihatlah kondisi rumahmu. Jika masih ada barang yang bisa diselamatkan. Selamatkanlah. Nanti taruh di rumahku saja. Pulanglah."

Aku bergegas pulang. Di perjalanan aku tak pernah berhenti untuk bersholawat. Kubuang semua pikiran negatifku. Aku yakin akan pertolongan Allah. Allah pasti menolongku. Banyak lintasan pikiran yang seketika itu aku pikirkan.

Bagaimana dengan emak di rumah? Ibu-ibu yang masak apakah kondisinya baik-baik saja? Lalu bagaimana dengan laptopku? Ah, laptop bisa dicari lagi. Aku menepisnya jauh-jauh. Hhmm, bagaimana dengan ijazahku? Oh Allah, hamba pasrahkan semua pada-MU. Aku yakin akan pertolongan-MU. Ini sudah takdir-MU. Aku hanya minta kuatkan imanku. Ini hanya titipan-MU

Bismillah...

Aku sudah sampai pertigaan jalan menuju rumah. Seratus meter lagi. Aku mau menangis tapi tak bisa mengeluarkan air mata. Aku bersiap-siap melihat keadaan rumahku.

Laahaula wala quwwatailla billah...

Alhamdulillah Ya Robb, Engkau selamatkan orang-orang disana dan Engkau jaga duniaku. Sungguh Engkau sangatlah sayang pada hambanya. Kulihat semua orang disana sudah beraktivitas seperti biasanya. Kucium tangan emak. Kutahan air mata. rumah penuh dengan kotoran.

Aku naik ke lantai dua. Kulihat ibu-ibu membersihkan lantai yang kotor. Kata mereka itu adalah bekas pasir yang digunakan untuk memadamkan api saat kebakaran tadi pagi. Alhamdulllah gas tabung elpijinya tidak sampai meledak. Kebakarannya disebabkan karena selangnya bocor. Dan semua itu bisa dipadamkan dengan berbagai cara. Semua ini atas pertolngan Allah.

Tenang rasanya sudah bisa melihat keadaan rumah. Masih ada kesempatan untuk bertemu dengan ibu-ibu disana. Melihat senyum mereka.

Setelah sekian lama aku di rumah, aku bergegas beraangkat lagi ke tempat kerja. Di jalan tak henti-hentinya aku mengucapkan rasa syukur pada-NYA. DIA yang telah menyelamatkan semuanya. Sampai di tempat kerja aku ditanyai tetang keadaan rumah setelah kebakaran oleh bu Lela. Semua kuceritakan padanya.

Lalu ia menceritakan pesan yang disampaikan anaknya untukku...

"Mbak, tadi Ahmad bilang padaku begini. Bu, bagaimana dengan mbk Dwi nanti? Barang-barangnya suruh naruh tempat kita saja bu. Dia suruh tidur dirumah kita saja. Terus kalau bajunya mbak Dwi sudah hangus semua nanti pinjami baju ibu saja. Terus uang tabungan di mbak Dwi bagimana ya bu? Hmmm, diikhlasin saja bu. Walaupaun satu juta lebih tidak apa-apa. Yang penting mbak Dwi selamat."

SubhanaAllah. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan? Hatiku tersentuh mendengar pesan-pesan itu. Betapa Allah sangat sayang padaku. Betapa banyak orang yang menyayangiku pula.

Sungguh aku sangatlah kagum dengan Ahmad. Seorang anak yang dermawan. Dibalik keanehan tingkahnya, ternyata ia menyimpan seribu kebaikan. Semoga engkau menjadi anak yang sholeh nak. Ayahmu pasti tersenyum melihatmu dari syurga sana. Semoga apa yang kau cita-citakan terwujud. 
Read More

© Seberkas Cahaya, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena