Hanya Ingin Bercerita Saja
Allah tuh sayang banget sama hambanya. Percaya nggak? Harus percaya lah.
Kalau disuruh menghitung nikmat
Allah yan sudah diberikan ke kita, kamu bisa nggak? Pasti nggak bisa kan,
nggak bakalan habis dah.
Nah, karena Allah sudah baik pake banget terus kita udah beryukur apa belum hari ini. Salah
satunya dengan mengucapkan Hamdallah.
Bareng-bareng yuuuk. Alhamdulillaah 3x.
Sudah lama Dwi nggak nulis rasanya kaku. Maaf ya kalau tulisannya nggak enak dibaca.
Aku ada sedikit cerita nih
tentang kejadian beberapa hari ini. Tentang sebuah islam, persaudaraan yang
begitu indah.
Taraaa…
Selamat berselancar... Maksudku membaca.
Sebelumnya maaf ya beberapa nama
yang kusebut disini, siapa tahu suaatu saat jika aku sudah tua dan lupa siapa
nama kalian aku bisa mengingatnya dengan membaca blog ku ini.
Oke. Lanjutkan membaca ya. Nggak usah siap-siap tisu segala, nggak
bakal bikin kamu nangis kok. Mungkin hanya sedikit tersentuh hatimu. Eh. Nggak juga
kok.
Senin, 21 Mei 2017 tepatnya, aku disuruh sahabatku yang jauh disana
(Anik Nur Farikah) untuk ke dokter karena suhu badanku naik. Aku bilang padanya
bahwa aku sudah baik-baik saja. “Halah, panas kek gini mah sudah bisa
nik, paling nanti juga sembuh,” aku mengabaikan.
Akhirnya setelah tak fikirkan
akhirnya hatiku diluluhkan Anik buat periksa. Tapi apalah daya, jarum jam
menunjuk diangka 10. Itu berarti tiket antrian periksa di dokter yang baik hati
itu sudah habis plus karena hari
senin, jadi pasti rame banget.
Lalu, aku meminta bantuan ke
temn-temen kos. Alhamdulillah pada sibuk dengan UAS dan tugasnya masing-masing.
“Hhmm, gpp deh. Memang sedang ada amanah sendiri-sendiri buat mereka.
Bismillah, aku coba menghubungi yang lain aja deh. Siapa tahu ada yang bisa
belikan aku obat. Ya setidaknya bisa meredakan panasku,” gumanku dalam hati.
Satu dua tiga temanku kuhubungi.
Belum ada sama sekali yang bisa membantuku untuk sekedar membelikan obat dan
makanan.
Maaf, bukannya manja atau
bagaimana ya. Dwi itu kalau sudah sakit panas susah banget buat ngapa-ngapain.
Apalagi kalau panas tinggi, jadi sekujur tubuh itu rasanya sakit semua. Bisa
jalan mungkin ya sekedar ke kamar mandi aja, itupun dipaksain. Jadi, maaf ya
kalau selama ini Dwi banyak merepotkan.
Ini baru sakit di dunia vroh, kalau di akhirat kayak apa. Makanya,
persiapkan mulai dari sekarang bekal
untuk bertemu sama Allah.
Alhamdulillah ada salah satu
rekan kerjaku yang bisa membantuku. aku di SMAIT Al Uswah, dia di SMPIT Al Uswah. Beda unit tapi satu yayasan, dia
namanya Uly Aldini. Seorang akhwat energik yang katanya pengen ke Jepang 2019. Uuppss
Aamiin.
Aku nggak meyangka bahwa mbk Uly bisa membantuku padahal jaraknya yang
ditempuh cukup jauh dan ia pun berada ditengah jam kerja. Alhamdulillah dia
diijinkan untuk keluar.
Setengah jam kemudian ia datang
dengan membawa seperangkat alat sholat. Eh
maksudku seperangkat makanan dan obat. Senyumnya yang begitu ikhlas ketika
ia masuk pintu kamarku.
Rasanya aku rindu sama dia karena
sudah lama tak berjumpa. Itulah wanita, bisa menahan rindu di dada tapi tak
bisa menahan cemburu yang membara. Lah
ini, maafkan ya netizen, hanya pengalihan isu saja.
Dua orang yang bisa dikatakan tak
pernah ketemu, sekali ketemu langsung ngobrol ini itu. Alhamdulillah masih bisa
merasakan nikmatnya bertemu saudara di dunia dan semoga kelak bisa bertemu juga
di Jannah. Aamiin.
Karena masih masuk waktu kerja,
ia tak bisa lama-lama berbincang denganku. Aku pun tak segan-segan mengucapkan
terima kasih padanya dan banyak mendo’akannya. Karena sudah meluangkan
waktunya. Ia pun tersenyum bahagia.
Sahabatku yang jauh disana juga
tak pernah hentinya menanyakan bagaimana keadaaanku saat ini. Masyaa Allah nikmat sekali Allah
pertemukan dengan orang-orang baik di dunia ini.
Selasa, 22 Mei 2017 itu aku
merasa tenggorokan itu gatal banget.
Panas sudah mereda tapi kepala mendadak pusing. Anik dan mbak Uly menyarankan
untuk minum obat herbal racikan sendiri. Sederhana saja, hanya madu, jeruk
nipis dan air hangat saja. Alhamdulillah tenggorokan lega, tapi masih belum
bisa benar-benar membaik.
Disarankan Anik untuk ke dokter,
Dwi yang ngeyel lagi. Udah nanti pasti sembuh. Lalu, apa yang
terjadi. Qodarullah, tenggorokanku makin sakit dan aku minta bantuan mbak Uly
lagi untuk membelikan madu dan jeruk nipis.
Sepulang kerja ia mampir ke kos
lagi untuk sekedar megantarkan pesananku. Terima kasih banyak mbak Uly.
Kebaikanmu akan dibalas sama Allah dengan yang berlipat. Aamiin.
Karena sore itu aku merasa keadaan
makin memburuk, Aku usahakan istirahat lebih awal agar keadaaan esoknya lebih
baik. Namun, apa yang terjadi? Aku nggak bisa
tidur sama sekali. Lihat jarum jam menunjuk angka 8, pertanda sudah sejam aku
berusaha tidur.
Keadaan makin membuatku tercekik
ketika mengetahui bahwa aku tuh
berusaha bicara tapi nggak keluar
suara. Wah, ada apa ini? Berkali-kali aku coba bicara tetep aja nggak bisa.
Segeralah aku ngambil HP dan bikin status di WA, siapa aja
yang longgar detik ini juga. Help Me Please. Urgent.
Satu dua temanku membaca
statusku, Alhamdulillah salah satu pengurus KLIK Surabaya fast respon dan langsung mengkomando temen KLIK lainnya di grup.
Lalu, muncullah mbak Dewi Susanti yang baik hati. Hehehe. Alhamdulillah ia
bersedia mengantarkanku ke Klinik.
Jam 9 malam baru bisa beraangkat
karena ada sedikit kendala. Alhamdulillah lagi, Klinik yang aku tuju itu masih buka. Sebelumnya aku
sudah mempersiapkan tulisan tentang keluhan sakitku ini. Sampai obat dan herbal
apa saja yang sudah ku konsumsi pun juga ku tuliskan. Alhamdulillah sampai sana
langsung tak kasihkan. Periksa daran dan bla
bla bla. Selesai sudah periksanya malam itu. Sekitar jam setengah sepuluhan
baru sampai kos lagi.
Alhamdulillah, kondisi hari Rabu
ini sudah agak membaik. Terima kasih untuk kalian yang hadir dalam hidupku.
Semoga Allah mengumpulkan kita di Jannah. Aamiin
aamiin aamiin ya robbbal ‘alamiin
Mbak Dewi, ia yang sibuk sekali.
Katanya besok Rabu akan sidang progres, tapi
masih bisa meluangkan waktunya untuk mengantarkanku malam itu. Entah aku tidak
tahu apa yang sedang ia lakukan saat itu, belajarlah, sibuk apalah, pokoknya
mbak Dewi dan Allah yang Maha Tahu. Rasa itu tak bisa diungkapkan dengan
kata-kata, semua rasa bahagia dan haru jadi satu. Siapa tahu ini adalah salah
satu jalan pembuka dimudahkannya sidang mbak Dewi Rabu ini. Masyaa Allah rencana Allah jauh lebih
indah.
Mbak Dewi, semoga sidangnya
dimudahkan, dilancarkan hingga wisuda. Dimudahkan segala urusannya ya. Aamiin. Semoga bisa wisuda tahun 2018
ini juga. Dapat ijasah dan ijab-sah. Uuppss. Aamiin.
Siapa yang menggerakkan hati mbak
Dewi, Anik, mbk Uly da teman-teman yang lain jika kalau bukan Allah? Masyaa Allah. Hingga saat ini amsih
terkenang kebaikan-kebaikan kalian. Untuk nama kalian yang belum kusebut,
maafkan ya. Mungkin Dwi khilaf dan mohon kelapangan hatinya untuk mengikhlaskan
dan bisa menghubungi Dwi lewat media.
Maka dari itu, jangan remehkan
kebaikan sekecil apapun itu. Siapa tahu itu adalah pembuka masalahmu, pembuka
rezekimu, pembuka pintu surgamu. Apalagi ini adalah dibulan ramdhan. Insyaa
Allah pahalanya berlipat.
0 komentar:
Post a Comment