Terpatri dalam
ingatanku akan sebuah impian. Teruntuk masa depan yang sesuai harapan semua
orang. Merasakan kebahagiaan. Bebas dari hambatan. Nyaman dengan lingkungan. Hidup
seakan terjamin dan tak kesusahan.
Satu per satu ku
susun dengan perlahan. Langkah demi langkah ku pastikan tak satupun terlewatkan.
Strategi dan pertahanan sudah ku persiapkan dengan matang. Aku akan mengerahkan
segala kemampuan. Do’a pun tak luput dari keseharian.
Dengan percaya
diri aku pasti bisa menggapai semua impian…
Namun…
Setelah aku
berjalan mengikuti alur yang sudah aku tetapkan, takdirku akan mimpiku ternyata
tak terwujudkan.
Sedih? Pasti.
Nangis?
Berhari-hari.
STOP… Bukan aku namanya kalau menyerah
begitu saja.
Cukup sampai
disini aku menangisi akan kegagalan. Air mata tak ada gunanya jika terus
menerus untuk menangisi kegagalan. Sebab, masih ada esok hari untuk mewujudkan
mimpi lainnya lagi. Saatnya aku bangkit untuk memperbaiki, bukan hanya
menaangis tanpa aksi.
Mimpiku tak
hanya satu. Hilang satu tumbuh seribu. Gagal satu berhasil beribu. Aku yakin
akan semua itu. Asalkan aku mau terus bertumbuh dan tak melulu menangisi masa
itu.
Kegagalan hari
itu ternyata memberiku akan sebuah pelajaran. Mungkin jika kegagalan tak pernah
ada dalam kamus kehidupan, aku akan terhanyut dalam sebuah ketenangan yang
melenakan. Mungkin aku tak akan pernah bisa belajar apa itu makna berjuang.
Semua ini terinspirasi dari perjalanan
malam. Sampai disini aku sudah ngantuk duluan. Wkwkwk. Bye bye… Tetap
semangaaaatttt…
Surabaya, 16 januari 2020
0 komentar:
Post a Comment