"Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?" QS. Ar-Rahman:55

Monday, January 20, 2020

Rezekiku Tak Kan Pernah Tertukar


Makin banyak bersyukur makin banyak pula nikmat Allah yang tak terukur.

Satu kalimat yang melekat pada jiwa. Berusaha untuk diaplikasikan tiap harinya. Meski terkadang lupa, ya nggak papa namanya juga manusia. Tapi lupa jangan dijadikan alasan untuk tidak mau berusaha ya. Hehe.

Hari ini tadi aku belajar banyak hal tentang kehidupan. Terutama tentang rezeki yang tak kan pernah tertukar pemiliknya.

Kamu tau kan akhir-akhir ini aku suka banget design gambar. Merubah foto asli jadi semacam kartun gitu. Nah, aku sedang suka mempelajari ilmu design. Disisi lain itu adalah salah satu caraku untuk melepas kejenuhan seharian yang berhadapan sama kamu. Eh, angka maksudku. Haha.

Setelah beberapa karya terpublikasi, ada beberapa orang yang antusias untuk minta dibuatkan. Diantara mereka ada yang menanyakan berapa tarif gambarnya. Aku pun bingung memberi harga satuannya. Karena ini aku masih dalam proses belajar, jadinya aku tidak mematok harga. Bayar berapapun akan ku terima. Tak membayar pun juga tak apa. Semoga ini adalah awal pembelajaran dan bekal untuk hari kemudian. Aamiin.

Alhamdulillah tiap hari minimal ada satu gambar yang terselesaikan. Aku pun selalu menyampaikan pada mereka yang memesan gambar untuk bersabar menanti hasilnya. Karena aku mengerjakannya diwaktu luang.

Satu per satu orang berdatangan. Ada yang tak berbayar, tapi aku minta tolong untuk dipublikasikan ketika sudah jadi gambarnya. Ada juga yang membayarnya dengan membelikanku pulsa. Alhamdulillah kok ya pas banget pulsaku sudah memasuki masa tenggang. Terus ada lagi yang membayar dengan nominal yang tak pernah ku sangka. Karena harusnya itu adalah nominal untuk designer yang sudah ahlinya. Bagiku itu mustahil ku terima. Namun Allah menunjukkan kekuasaannya bahwa tidak ada yang mustahil jika Dia sudah menghendakinya.

Sebenarnya aku sudah mengatakan kepadanya bahwa nominal itu terlalu besar ku terima. Harusnya nominlnya jauh dibawah itu. Dia pun mengatakan ‘harga teman’. Aku langsung terdiam dan rasanya hatiku itu langsung menangis. Sujud syukur yang tak terhingga atas nikmat yang tak ternilai harganya.

Sedari tadi ada saja cara  Allah membahagiakan hambanya. Mulai bangun tidur hingga tidur lagi. Mulai dari dapat orderan yang gratisan hingga berbayar berlebihan (bagiku). Mulai dari aku lesu hingga aku bahagia. Serasa beban itu tetiba hilang begitu saja.

Jadi, hari ini aku belajar tentang harga teman yang sesungguhnya. Kalau sudah dikasih patokan harga, nawarnya jangan keterlaluan. Kalau bisa malah dikasih lebih untuk tambahan. Misal harga 10.000, bayar 12.000.

Loh kok gitu? Iya. Kalau kita menanam hal demikian. Pasti suatu saat kita bakal memetik hal serupa juga. Bahkan Allah bisa membalas dengan berlipat loh. COba sesekali praktek aja. Kalau gagal, jangan demo ke aku loh ya. Wkwk.

Namun jika tak bisa melakukan hal demikian, bisa memberi dengan harga sesuai patokan aja. Ya sesuai kesepakatan aja sih. Asal penjual dan pembeli sama-sama ikhlas.

Misal kamu melakukan hal di atas, yang memberi harga berlebih bisa jadi itu menjadi ladangg amal bagimu loh. Siapa tahu uang lebihnya itu bisa membantunya  dalam kehidupan kesehariannya. Atau ternyata dia punya project sosial misal Jum’at Berkah Bagi Nasi. Nah, bisa jadi jariyah bukan?

Itu seklumit ilmu yang ku dapat hari ini. Dan satu hal lagi tentang rezeki. Dikit lagi yaa, jangan tinggalin aku. Hehe.

Allah mungkin nggak tega ya sama aku. Hehe. Ngedit foto itu butuh meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran. So, dengan ngedit itu segala aktivitas tidak bisa dilakukan bersamaan. Jadi editing foto itu harus fokus. Dan pastinya juga butuh yang namanya asupan gizi. Kalau ngedit foto daalam keadaan lapar ya mana mungkin bisa terselsaikan. Jadinya malah beraantakan. Hehe.

Oke. Aku memang memutuskaan gratisan karena ini masih awal pembelajaran. Mau membayar berapapun akan ku terima dengan lapang. Insyaa Allah. Hehe.

Gratis. Bersyukur. Gratis. Bersyukur. Begitu seterusnya. Karena aku yakin bahwa nantinya Allah bakal memberiku nikmat yang lebih dari sekedar gratisan. Lagian skill yang aku bisa ini tak lain adalah pemberian Allah. Kalau Allah nggak menghendaki aku bisa, pasti ya nggak bakal bisa.

Gratis. Gratis. Gratis. Eh begitu ada yang bayar, Allah datangkan orang yang bayarnya berlebihan (bagiku). Mungkin ini adalah cara Allah mengakumulasi gratisan-gratisan yang sebelumnya.

Kalau sudah yakin akan adanya Allah, jangan pernah khawatir akan rezeki dan apapun itu. Binatang melata saja sudah Allah jamin rezekiya, apalagi kita yang diberi akal dan jiwa yang kuat.

Jangan pernah menyerah untuk berusaha ya. Ingat, apa yang kamu tanam hari ini bakal kamu petik dihari kemudian. Semangat menebar kebaikaaaan…

Kuncinya ikhlas, sabar, dan syukur…


Surabaya, 20 Januari 2020
Ditulis dengan rasa syukur tak terhingga

Seberkas Cahaya

0 komentar:

Post a Comment

© Seberkas Cahaya, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena