"Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?" QS. Ar-Rahman:55

Thursday, September 15, 2016

Titik Awal Kebangkitan


Titik Awal Kebangkitan

Surabaya, 27 Juni 2016. Sebuah tanggal yang masih terjaga dalam ingatanku. Yang menjadi titik awal kebangkitan dari keterpurukanku. Pada saat itu aku bertemu dengan sosok yang menginspiratif. Ia yang mampu membantu semangatku yang sempat berhenti di tengah perjalananku.

Aku tersadar setelah pertemuan itu. Banyak hal yang harus aku perbaiki. Niat yang belum lurus dan ikhtiar yang  belum maksimal.

Salah satunya adalah niat menulis. Di awal tahun 2016 semangatku berkobar untuk menulis, bertahan hingga 2 bulan. Setelahnya keistiqomahanku goyah. Tanpa kusadari aku telah melenakan waktu dalam keseharianku. Bisa jadi kegoyahan itu karena terselip niatan yang salah di awal aku ikut komunitas ODOP (One Day One Post). (Rahasia yaa niatnya, hehe)

“Katanya mau jadi penulis, masak gak pernah nulis!!!” (ikhtiarnya kurang brooo)

Kata-kata yang sering tak ingat. Setelah ingat inginnya langsung nulis, tapi selalu ada saja hal yang membuatku terhalang untuk menulis. Mungkin sebenarnya aku bisa nulis, hanya akunya saja yang melenakan waktu.

Alhamdulillah, sampai sekarang aku masih tergabung di grup ODOP yang ada di WA. Namun, aku tidak tahu bagaimana keberadaanku disana. Masih jadi anggota atau tidak. Malu mau ikut nimbrung di grup, mereka super kece dan keren tulisannya dan akupun sudah tidak pernaah posting di blog pribadiku. Ada yang sudah menerbitkan buku juga loh. Aku mah apa!!! Nulis saja nggak pernah. Bagaimana bisa kayak mereka?

Banyak sekali ilmu yang kudapatkan di ODOP. Semangat yang luar bisa dari mereka itu patut ditiru. Rugi sekali jika aku berpisah di tengah jalan seperti ini dengan mereka. Tapi mau bagimana lagi, aku sudah tertinggal jauh dengan mereka. Namun, aku akan tetap semangat mengejar mereka. Dan satu lagi, aku belum bisa komunikasi lagi via WA karena HP sedang sekarat.

Setelah merenungkan kejadian-kejadian dari awal tahun sampai sekarang, akhirnya aku tersadar. Menulis itu penting bagiku. Salah satunya sebagai sarana untuk refreshing otak. Niatku sejak awal lah yang salah hingga aku benar-benar lepas.

Aku putuskan mulai dari sekarang. Aku harus istiqomah menulis. Dimanapun, kapanpun, dalam keadaan apapun. Minimal sehari meluangkan waktu 15 menit  untuk menulis. Harus dipaksakan. Apapun resiko yang akan dihadapi. Itulah tantanganku.

BISMILLAH...
AKU ADALAH SEORANG PENULIS
AKU MENULIS KARENA ALLAH

SEBERKAS CAHAYA

0 komentar:

Post a Comment

© Seberkas Cahaya, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena